Halo-halo Bandung!
kabar menarik dari Kota Kembang ini merupakan program sindikasi antara Ojanto dan Tobucil Handmade, dimana setiap minggunya kami akan bertukar cerita antara Jogjakarta dan Bandung :)
Dua tahun lalu, batik menjadi hal seksi yang diperbincangkan. Pasalnya, Malaysia, sebagai negara tetangga, tiba-tiba mematenkan batik sebagai hasil kekayaan budayanya. Tentu saja hal ini memicu berbagai reaksi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kurangnya perhatian pemerintah dalam memertahankan kultur lokal ditengarai menjadi penyebab mengapa beberapa warisan budaya leluhur Indonesia banyak yang dipatenkan oleh negara lain. Bandingkan dengan Malaysia, tahun 2004 lalu, pemerintah Malaysia bahkan telah mencanangkan kampanye Malaysia Batik- rafted for the World. Lewat kampanye itu, semua pengusaha batik di Malaysia diajak untuk semakin meningkatkan kreasi mereka. Pengusaha-pengusaha batik digerakkan untuk membuat batik-batik yang disesuaikan dengan tren mode yang sedang disukai masyarakat luas.
Itu dua tahun yang lalu. Bagaimana dengan sekarang? Yang pasti, kehebohan batik di kalangan akar rumput tak pernah padam. Sempat menjadi trend di hari Jumat, Pada Piala AFF lalu, terbetik seruan untuk menggunakan batik ketika menonton partai puncak super panas antara Indonesia-Malaysia.
Batik sendiri sebenarnya memiliki makna yang sangat kaya karena dikerjakan oleh para perajin batik Indonesia dengan penuh perasaan. Goresan canting di atas kain pun tidak semata-mata mengikuti pola yang ada. Dengan latar belakang perajin yang berbeda, hasil batik bisa berbeda pula. Ini sebabnya mengapa Indonesia sangat kaya dengan motif batik. Yogyakarta saja, misalnya. Dari satu provinsi yang tidak terlalu besar itu saja, terdapat lebih dari 500 motif batik, itu baru satu daerah, belum daerah-daerah lainnya seperti Bali, Jawa Barat, atau Jawa Timur.
Banyaknya motif ini sebenarnya bisa melahirkan keuntungan besar seandainya ditangani secara serius. Bayangkan, betapa banyak batik yang bisa dipatenkan dan menjadi kekayaan Indonesia. Belum lagi ciri khasnya yang begitu elegan sudah dapat dipastikan membuat batik memiliki kans yang sangat besar untuk digemari dan masuk ke ranah mode internasional. Batik motif mega mendung, misalnya. Motif ini merupakan motif khas batik pesisir yaitu dari Cirebon atau dikenal dengan istilah Cirebonan. motif mega mendung sangat unik karena seperti awan menggantung di langit. Terdiri dari sembilan lapis lingkaran serupa awan dengan tingkat ketebalan dan gradasi warna berbeda. Motif ini biasanya dipadukan dengan motif burung. (selanjutnya baca di sini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar