followers

Senin, 22 Agustus 2011

On Day Monday #26 - HUFF Magazine

Huff, Kegelisahan Yang Menyenangkan

Teringat sebuah kuliah tentang media beberapa tahun lalu, ketika itu dosen saya membahas tentang pergeseran sosial yang terjadi sebagai imbas hadirnya sosial media di internet. Menurut beliau, Website-website seperti Facebook dan Twitter secara perlahan tapi pasti menggeser beberapa nilai sosial bahkan sampai ke bahasa. Tiba-tiba muncullah bahasa ikon yang mampu memunculkan ekspresi melalui tanda baca yang disusun sedemikian rupa. Tidak hanya ikon, muncul juga kata-kata yang menggantikan fungsi ekspresi. Misalnya saja untuk ekspresi tertawa yang memiliki versi tulisan yang beragam seperti "hahah" "hihihi" "LOL" sampai "wkwkwkwk" (yang entah bagaimana mengucapkannya). Dari sini juga kita mengenal bahasa-bahasa yang menggambarkan ekspresi kesal atau sedih seperti "arghhh" "sigh" dan "huff". Kata-kata ini menjadi begitu familiar, sehingga tidak lagi aneh jika kata-kata semacam ini dijadikan sebuah nama, brand, atau sejenisnya.


Adalah Mira, Bentar, dan Dito, yang menjadi penggagas majalah online dengan titel "HUFF". Kembali lagi ke pembahasan diatas, dimana kata "huff" merupakan perwujudan dari ekspresi kesal, ini pula yang menjadi sejarah lahirnya Huff Magazine. Menurut ketiganya, Huff adalah project yang terlahir akibat dari kegelisahan mereka terhadap majalah-majalah yang beredar saat ini. Ibaratnya seperti mencari celana jeans yang pas, ketika mendatangi tiga dept.store dan tidak menemukan satupun yang dirasa cocok, akhirnya seringkali kita memutuskan untuk membuatnya sendiri. Dimulai dengan membuat desainnya sendiri, membeli bahan yang kita inginkan, dan lalu menjahitkannya untuk mendapatkan celana jeans yang pas. Kurang lebih seprti ini penggambarannya. Karena tidak menemukan hal-hal yang ingin mereka dapatkan dari sebuah majalah, maka terciptalah Huff yang menjadi wadah bagi idealisme mereka.

“HUFF MAGAZINE IS AN ONLINE-BASED COLLECTIVE MAGAZINE FOCUSING ON CONTEMPORARY VISUAL ART. HUFF MAGAZINE CAN ALSO BE DEFINED AS A DYNAMIC ART SPACE THAT PARTICULARLY INVITES ARTIST FROM VARIOUS FIELD TO COLLABORATE AND JOIN THE PROCESS.” Ini adalah deretan kata yang terdapat pada halaman pertama website majalah ini. Layaknya sebuah perkenalan yang sempurna, kata-kata ini dengan tepat memberikan identitas bagi majalahnya. Secara konten, Huff banyak menghadirkan visual-visual menarik seperti karya foto dan desain/olah digital. Selain itu, Mira, Bentar dan Dito juga mengajak beberapa teman, seniman, dan kerabat untuk memberikan kontribusi di setiap edisinya.

 
Seperti hari ini misalnya, dimana saya ikut ambil bagian dalam pengerjaan Huff edisi selanjutnya. Bagian kecil kok, bukan menjadi kontributor atau apa, hanya membantunya dalam membuat kolase sebagai salah satu konten dalam edisi Huff berikutnya. Walaupun hanya sedikit, tapi saya bisa merasakan kesenangan yang selalu disebut-sebut Mira ketika mengerjakan Huff. Menurutnya, banyak hal yang terpuaskan di sini. Bentar dan Dito pun merasakan hal yang sama. Salah satu kesenangan yang mereka rasakan adalah mendapatkan alasan untuk bisa bekerjasama dengan orang-orang favorit mereka. Huff juga membuka banyak pintu bagi kesempatan-kesempatan lainnya yang lebih besar.

Secara personal, bagi Mira, Bentar dan Dito, Huff dianggap sebagai tempat bermain dan belajar. Huff juga menjadi ruang bagi mereka untuk "memajang" karya selayaknya galeri, namun tidak terbatas pada dinding. Baik kepuasan maupun pengetahuan dirasakan mereka selalu upgrading di setiap edisinya. Bagi saya, Huff adalah proyek senang-senang, tapi bukan iseng-iseng. Dari obrolan ini saya juga meyakini, ternyata membuat dan menerbitkan majalah sangat mungkin dilakukan sendiri. Sesuatu yang menurut saya harus dicoba oleh setiap orang yang memiliki passion yang sama.


Huff Magazine :
http://huffmagazine.com/
(silakan dibaca dan didownload secara free :)

foto dan tulisan oleh : Putri

Tidak ada komentar:

Share This

Related Posts with Thumbnails